Era 1970-an adalah periode yang sangat penting dalam sejarah perkembangan anime. Setelah anime televisi mulai dikenal pada 1960-an melalui karya-karya pionir seperti Astro Boy dan Gigantor, tahun 70-an menandai munculnya banyak inovasi yang tidak hanya mengubah wajah industri anime Jepang, tetapi juga memperkenalkan genre-genre baru yang hingga kini menjadi ciri khas anime. Pada dekade ini, anime berkembang lebih variatif, dengan lahirnya beberapa subkultur dan tren baru yang mempengaruhi dunia hiburan global.
Artikel ini akan mengulas berbagai perkembangan penting yang terjadi pada tahun 70-an dalam dunia anime, serta bangkitnya genre-genre baru yang berpengaruh besar terhadap industri anime.
1. Munculnya Genre Mecha: Revolusi Robot Raksasa
Salah satu genre yang paling mencolok dan mendominasi anime pada tahun 70-an adalah mecha—anime yang berfokus pada robot raksasa. Pada awalnya, genre ini lebih didominasi oleh cerita-cerita yang sederhana dan penuh aksi, namun pada tahun 1970-an, anime mecha mulai berkembang menjadi lebih kompleks dengan tema yang lebih serius dan karakter yang lebih mendalam.
Anime “Mazinger Z” (1972) karya Go Nagai menjadi salah satu pionir dalam genre mecha. Mazinger Z adalah robot raksasa yang dikendalikan oleh seorang pahlawan manusia untuk melawan musuh jahat, dan menjadi anime pertama yang menampilkan robot sebagai protagonis yang memiliki kehendak sendiri, berbeda dari sebelumnya yang lebih berfokus pada pertempuran antara robot dan monster. Keberhasilan Mazinger Z membuka jalan bagi munculnya banyak seri mecha lainnya, termasuk “Great Mazinger” (1974) dan “UFO Robo Grendizer” (1975).
Namun, puncak dari evolusi genre mecha di era 70-an terjadi dengan hadirnya “Mobile Suit Gundam” (1979) karya Yoshiyuki Tomino. Gundam adalah anime yang mengubah cara pandang terhadap genre ini. Berbeda dengan anime mecha sebelumnya yang lebih berfokus pada aksi dan pertarungan, Gundam memperkenalkan konsep perang antar manusia menggunakan robot raksasa yang disebut “mobile suits.” Anime ini menampilkan cerita yang lebih realistis dan melibatkan konflik politik, moralitas, dan dampak perang, yang memberikan dimensi baru bagi genre mecha.
Keberhasilan Gundam tidak hanya menciptakan waralaba yang terus berkembang hingga sekarang, tetapi juga mendefinisikan kembali genre mecha sebagai sesuatu yang lebih dari sekadar hiburan, melainkan sebuah refleksi terhadap isu-isu sosial dan kemanusiaan.
2. Genre Superhero dan Sentai: Pahlawan yang Melawan Kejahatan
Selain mecha, genre lain yang juga berkembang pesat pada tahun 70-an adalah genre superhero dan sentai—cerita pahlawan yang bekerja sama dalam sebuah tim untuk melawan kejahatan. Genre ini semakin populer di kalangan anak-anak dan remaja Jepang, dengan banyaknya serial yang menampilkan pahlawan-pahlawan yang memiliki kekuatan luar biasa.
Salah satu contoh terkenal dari genre ini adalah “Kamen Rider” (1971), yang menjadi sangat populer pada 1970-an. Dibuat oleh Shotaro Ishinomori, Kamen Rider bercerita tentang seorang pria yang berubah menjadi pahlawan bertopeng yang melawan organisasi jahat dengan berbagai kemampuan fisik dan teknologi. Kesuksesan Kamen Rider membuka jalan bagi serial pahlawan bertopeng lainnya, termasuk “Super Sentai” yang lebih dikenal di luar Jepang melalui waralaba Power Rangers.
Sentai, yang berarti “grup pahlawan,” adalah genre yang memfokuskan pada tim yang bekerja sama untuk mengalahkan musuh. “Battle Fever J” (1979) adalah salah satu seri pertama dalam genre ini yang terkenal di Jepang. Superhero dan sentai menjadi bagian penting dalam budaya pop Jepang pada era ini, dan mempengaruhi banyak serial yang ada di seluruh dunia, termasuk franchise Power Rangers yang dimulai pada 1990-an.
3. Anime Shojo dan Pembaruan dalam Cerita Cinta
Pada tahun 70-an, dunia anime shojo—anime yang ditujukan untuk penonton perempuan remaja—mengalami perubahan besar. Sebelumnya, anime shojo lebih berfokus pada cerita cinta yang manis dan romantis, tetapi di era 70-an, anime shojo mulai mengangkat tema yang lebih beragam dan kompleks, terutama berfokus pada perkembangan karakter wanita yang lebih kuat dan mandiri.
Salah satu anime shojo yang ikonik dari era ini adalah “Candy Candy” (1976), yang bercerita tentang seorang gadis yatim piatu yang menghadapi berbagai rintangan dalam hidupnya, sambil mengalami perasaan cinta dan kehilangan. Serial ini menjadi sangat populer di Jepang dan luar negeri, terutama di Eropa dan Amerika Latin.
Selain itu, “The Rose of Versailles” (1979) karya Riyoko Ikeda merupakan salah satu anime shojo yang paling berpengaruh. Dikenal dengan plot yang lebih dramatis dan latar belakang sejarah, The Rose of Versailles mengisahkan perjuangan seorang wanita, Oscar François de Jarjayes, yang lahir sebagai perempuan tetapi dibesarkan sebagai pria untuk melayani sebagai pengawal ratu Prancis, Marie Antoinette. Dengan tema-tema tentang gender, perjuangan sosial, dan cinta yang rumit, anime ini mengubah cara pandang terhadap anime shojo dan memperkenalkan lebih banyak kedalaman dalam karakterisasi tokoh utama.
4. Anime Seinen dan Perkembangan Cerita untuk Audiens Dewasa
Sementara anime shojo semakin berkembang, pada saat yang sama, genre seinen—anime untuk audiens dewasa—juga mulai mendapatkan perhatian. Meskipun genre seinen sudah ada sebelumnya, era 70-an menandai berkembangnya anime dengan tema yang lebih dewasa, lebih gelap, dan lebih kompleks.
Contoh pertama dari anime seinen adalah “Ginga Tetsudo 999” (1978) karya Leiji Matsumoto. Anime ini menggabungkan elemen fiksi ilmiah dengan refleksi filosofis, dan lebih memfokuskan pada konflik antar individu dan tema kemanusiaan yang lebih dalam. Cerita ini berfokus pada seorang anak muda yang ingin melakukan perjalanan ke planet yang jauh, tetapi tema yang lebih gelap, seperti kehilangan, pengorbanan, dan keabadian, membawa kedalaman lebih dari cerita petualangan biasa.
Selain itu, “Devilman” (1972), karya Go Nagai, juga merupakan salah satu contoh dari anime yang mengusung tema gelap dan eksplisit, dengan cerita tentang seorang pria yang berubah menjadi setan untuk melawan kejahatan. Devilman memadukan horor, aksi, dan drama dalam cerita yang berfokus pada konfrontasi moral dan psikologis, serta konflik antara kebaikan dan kejahatan.
5. Peningkatan Kualitas Animasi dan Perkembangan Studio- Studio Besar
Era 70-an juga melihat peningkatan dalam kualitas animasi berkat berkembangnya teknologi dan teknik animasi yang lebih efisien. Banyak studio mulai memperkenalkan standar produksi yang lebih tinggi dan menginvestasikan lebih banyak waktu untuk menciptakan visual yang lebih detail dan dinamis.
Studio Madhouse dan Nippon Animation mulai menonjol pada dekade ini, dengan menghasilkan anime-anime yang tidak hanya populer, tetapi juga memperkenalkan gaya visual baru yang lebih halus dan dinamis. Banyak studio di era 70-an juga mengembangkan gaya gambar dan teknik pewarnaan yang lebih canggih, memberikan dampak besar pada visual anime di masa depan.
Kesimpulan
Era 1970-an adalah titik balik dalam sejarah anime, di mana industri ini mulai berkembang pesat dan menciptakan berbagai genre baru yang tetap relevan hingga hari ini. Bangkitnya genre mecha, superhero, shojo, seinen, dan sentai telah memperkaya warisan budaya anime dengan beragam tema, karakter, dan cerita yang lebih kompleks. Inovasi dalam kualitas animasi dan pengaruh besar dari karya-karya anime pada dekade ini telah membuka jalan bagi perkembangan anime ke arah yang lebih beragam dan mendalam pada dekade-dekade berikutnya. Dengan fondasi yang diletakkan pada era 70-an, anime kini menjadi salah satu bentuk hiburan yang paling mendunia, mempengaruhi jutaan penggemar di seluruh dunia.